Setelah cukup lama meninggalkan masyarakat virtual karena satu dan lain hal, kali ini saya memutuskan untuk kembali mencoba menulis blog. Bukan hanya karena mengikuti tren, tapi karena tahun ini saya telah bertekad untuk memberi lebih. Selama ini begitu banyak yang telah saya dapatkan dan pelajari dari masyarakat ini, dan saya belum menyumbang apa pun.
Semoga dengan blog kali ini, saya bisa memberi lebih. Bukan sekadar curahan hati, uneg-uneg atau keluhan yang tidak dipahami siapa pun, tapi sesuatu yang bisa bermanfaat juga bagi orang-orang di sekitar saya, baik secara real, maupun virtual. Saya tidak berharap blog ini akan menjadi sesuatu yang luar biasa, tapi setidaknya jika ada satu orang saja yang mendapat berkat melaluinya, itu adalah alasan untuk bersyukur.
Biarlah waktu yang membuktikan.
10 January 2007
05 January 2007
Mulai
Ternyata, memulai sesuatu yang baru itu sangat sulit.
Sampai hari ini, saya masih belum juga menulis jurnal, salah satu resolusi tahun baru saya. Sudah lima hari memasuki tahun 2007 dan buku itu masih kosong. Begitu banyak ide dan pemikiran di benak saya, tapi untuk menuangkannya dalam bentuk tulisan, rasanya tidak ada kesempatan. Malam hari sebetulnya saat yang tepat untuk menulis, ketika pengalaman hari itu masih segar di ingatan, tapi saya lebih sering mengalah pada rasa capek dan mengantuk yang menyerang, kemudian berjanji pada diri sendiri untuk bangun pagi-pagi dan menulis. Tapi paginya, lebih sering terlambat bangun dan melakukan segalanya dengan terburu-buru agar tidak terlambat masuk kantor, itu satu resolusi tahun baru lagi yang rasanya makin sulit dipertahankan...
Alhasil, saat teduh dengan teratur (resolusi lainnya) pun terancam gagal. Baca Alkitab dengan terburu-buru, baca renungan sepintas, berdoa cepat-cepat, dan segera bangkit dari duduk tanpa sempat merenung. Itulah yang terjadi setiap harinya. Bukan hanya itu, banyak resolusi tahun baru lainnya yang bahkan tidak lagi sempat terpikir, seperti: lebih rajin berolah raga, membaca lebih banyak buku, belajar hal baru, dan sebagainya.
Memang, memulai sesuatu yang baru itu sangat sulit.
Apalagi jika semuanya memerlukan waktu untuk belajar, waktu untuk penyesuaian diri, dan yang jelas, waktu untuk melaksanakannya. Berapa banyak orang seperti saya, yang merencanakan sesuatu tanpa memikirkan apakah saya memiliki waktu dan kemampuan yang cukup untuk menyelesaikan semuanya?
Sampai hari ini, saya masih belum juga menulis jurnal, salah satu resolusi tahun baru saya. Sudah lima hari memasuki tahun 2007 dan buku itu masih kosong. Begitu banyak ide dan pemikiran di benak saya, tapi untuk menuangkannya dalam bentuk tulisan, rasanya tidak ada kesempatan. Malam hari sebetulnya saat yang tepat untuk menulis, ketika pengalaman hari itu masih segar di ingatan, tapi saya lebih sering mengalah pada rasa capek dan mengantuk yang menyerang, kemudian berjanji pada diri sendiri untuk bangun pagi-pagi dan menulis. Tapi paginya, lebih sering terlambat bangun dan melakukan segalanya dengan terburu-buru agar tidak terlambat masuk kantor, itu satu resolusi tahun baru lagi yang rasanya makin sulit dipertahankan...
Alhasil, saat teduh dengan teratur (resolusi lainnya) pun terancam gagal. Baca Alkitab dengan terburu-buru, baca renungan sepintas, berdoa cepat-cepat, dan segera bangkit dari duduk tanpa sempat merenung. Itulah yang terjadi setiap harinya. Bukan hanya itu, banyak resolusi tahun baru lainnya yang bahkan tidak lagi sempat terpikir, seperti: lebih rajin berolah raga, membaca lebih banyak buku, belajar hal baru, dan sebagainya.
Memang, memulai sesuatu yang baru itu sangat sulit.
Apalagi jika semuanya memerlukan waktu untuk belajar, waktu untuk penyesuaian diri, dan yang jelas, waktu untuk melaksanakannya. Berapa banyak orang seperti saya, yang merencanakan sesuatu tanpa memikirkan apakah saya memiliki waktu dan kemampuan yang cukup untuk menyelesaikan semuanya?
Subscribe to:
Posts (Atom)